Kamis, 28 Maret 2013 0 komentar

Organisasi Sistem ( OS )

 Disini saya akan melanjutkan penjelasan dari teman saya, Intan Lestari
( http://intantarita.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html )


Last In First Out

LIFO adalah singkatan dari masuk terakhir, keluar pertama, yang berarti bahwa item yang paling baru saja masuk maka dieksekusi pertama atau lebih dahulu. Sejak 1970-an, perusahaan-perusahaan AS cenderung menggunakan LIFO, karena mengurangi pajak pendapatan mereka pada saat inflasi. Sebuah struktur LIFO dapat diilustrasikan dengan contoh dari tumpukan nampan. Baki terakhir yang ditempatkan di atas juga merupakan pertama yang diambil dari atas.

LIFO yang paling banyak digunakan dalam kasus-kasus dimana data terakhir ditambahkan pada struktur harus data pertama yang dihapus atau dievaluasi. Sebuah analogi yang bermanfaat adalah dari pekerja kantor: seseorang hanya dapat menangani satu halaman pada satu waktu, sehingga bagian atas kertas ditambahkan ke tumpukan adalah yang pertama off.

Penjadwalan ini adalah antrian dengan prioritas tanpa preempsi, yang menjadi prioritas adalah proses yang terpendek (tersingkat), makin pendek proses, makin tinggi prioritasnya.






Shortest Job Next

Shortest Job Next atau juga dikenal sebagai Shortest Job First adalah kebijakan penjadwalan yang memilih proses menunggu dengan waktu eksekusi terkecil untuk mengeksekusi berikutnya.
Pada algoritma ini setiap yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma ini adalah algoritma optimal.
Penjadwalan ini dengan prioritas dengan preempsi, yang menjadi pioritas adalah  sisa proses. Proses yang terpendek bisa didahulukan dengan cara membandingkan sisa waktu proses yang sedang dilaksanakan dengan proses yang tiba, dengan  preempsi mengeluarkan proses yang sedang diolah untuk melaksanakan proses yang lebih pendek / singkat.

Contoh :
1.    Contoh Non-Preemptive SJF   
  Process    Arrival Time   Burst Time
      P1            0.0              7
     P2                   2.0               4
    P3             4.0               1
    P4             5.0               4

·         SJF (non-preemptive)



·         Average waiting time = (0 + 6 + 3 + 7)/4 - 4

2.     Contoh Preemptive SJF
  Process     Arrival Time   Burst Time
     P1                0.0                7
     P2                        2.0                 4
    P3                4.0                 1
   P4                 5.0                 4

·         SJF (preemptive)



·         Average waiting time = (9 + 1 + 0 +2)/4 - 3

Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini :
1.    Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi   
selanjutnya.
2.    Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst time yang lebih kecil.
3.    Proses yang tidak datang bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis. Penjadwalan ini jarang digunakan, karena merupakan kajian teoritis untuk pembandingan turn around time.







Shortest Remaining Time

Pada algoritma ini setiap yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma ini adalah algoritma optimal. Tetapi jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat proses ready queue dengan burst time yang lebih kecil dari pada proses yang sedang dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut.

Waktu tependek tersisa menguntungkan karena proses singkat ditangani dengan sangat cepat.sistem ini juga memerlukan biaya overhead yang sengat sedikit karena hanya membuat keputusa ketika proses selesai atau proses baru ditambahkan, dan ketika proses baru ditambahkan alagoritma hanya perlu membandingkan proses yang sedang diajalankan dengan proses yang baru, mengabaikan semua proses-proses lain saat ini menunggu untuk mengeksekusi.

Penjadwalan dengan prioritas tanpa preempsi. Yang menjadi prioritas adalah besarnya rasio pinalti. Tetap mendahulukan proses pendek ditambah dengan mempertimbangkan rasio penaltinya, yang ditentukan berdasarkan lama waktu antriannya. Sehingga prioritas proses panjang akan turut meningkat melalui peningkatan rasio pinalti, sehingga pada suatu saat proses panjang pada antrian yang telah lama menunggu akan menyusul proses pendek.        S = (T-t) ; Rp = T/t = (s+t)/t

KELOMPOK1 0S







link/intan lestari: http://intantarita.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html 
link/rifky:http://rifky4s.blogspot.com/2013/03/disini-saya-akan-melanjutkan-penjelasan.html
 
;