( http://intantarita.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html )
Last In First Out
LIFO adalah singkatan dari masuk terakhir, keluar pertama, yang berarti
bahwa item yang paling baru saja masuk maka dieksekusi pertama atau lebih
dahulu. Sejak 1970-an, perusahaan-perusahaan AS cenderung menggunakan LIFO,
karena mengurangi pajak pendapatan mereka pada saat inflasi. Sebuah struktur
LIFO dapat diilustrasikan dengan contoh dari tumpukan nampan. Baki terakhir
yang ditempatkan di atas juga merupakan pertama yang diambil dari atas.
LIFO yang paling banyak digunakan dalam kasus-kasus dimana data terakhir
ditambahkan pada struktur harus data pertama yang dihapus atau dievaluasi.
Sebuah analogi yang bermanfaat adalah dari pekerja kantor: seseorang hanya
dapat menangani satu halaman pada satu waktu, sehingga bagian atas kertas
ditambahkan ke tumpukan adalah yang pertama off.
Penjadwalan
ini adalah antrian dengan prioritas tanpa preempsi, yang menjadi prioritas
adalah proses yang terpendek (tersingkat), makin pendek proses, makin tinggi
prioritasnya.
Shortest Job Next
Shortest Job Next atau juga dikenal sebagai Shortest Job First adalah
kebijakan penjadwalan yang memilih proses menunggu dengan waktu eksekusi
terkecil untuk mengeksekusi berikutnya.
Pada algoritma ini setiap yang ada di ready queue akan
dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time
yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time
rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma ini
adalah algoritma optimal.
Penjadwalan ini dengan prioritas
dengan preempsi, yang menjadi pioritas adalah
sisa proses. Proses yang terpendek bisa didahulukan dengan cara
membandingkan sisa waktu proses yang sedang dilaksanakan dengan proses yang
tiba, dengan preempsi mengeluarkan
proses yang sedang diolah untuk melaksanakan proses yang lebih pendek /
singkat.
Contoh :
1.
Contoh Non-Preemptive SJF
Process Arrival Time Burst Time
P1 0.0 7
P2 2.0 4
P3 4.0 1
P4 5.0 4
·
SJF (non-preemptive)
·
Average waiting time = (0 + 6 + 3 + 7)/4 - 4
2.
Contoh Preemptive SJF
Process Arrival Time Burst
Time
P1 0.0 7
P2 2.0 4
P3 4.0 1
P4 5.0 4
·
SJF (preemptive)
·
Average waiting time = (9 + 1 + 0 +2)/4 - 3
Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini :
1. Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan
dieksekusi
selanjutnya.
2. Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki
waiting time yang besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah
proses dengan burst time yang lebih kecil.
3. Proses yang tidak datang bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis.
Penjadwalan ini jarang digunakan, karena merupakan kajian teoritis untuk
pembandingan turn around time.
Shortest Remaining Time
Pada algoritma ini setiap yang ada di ready queue akan
dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time
yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time
rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma ini
adalah algoritma optimal. Tetapi jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh
CPU dan terdapat proses ready queue dengan burst time yang lebih kecil dari
pada proses yang sedang dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi
oleh CPU akan digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut.
Waktu tependek tersisa menguntungkan karena proses singkat ditangani dengan
sangat cepat.sistem ini juga memerlukan biaya overhead yang sengat sedikit
karena hanya membuat keputusa ketika proses selesai atau proses baru
ditambahkan, dan ketika proses baru ditambahkan alagoritma hanya perlu
membandingkan proses yang sedang diajalankan dengan proses yang baru,
mengabaikan semua proses-proses lain saat ini menunggu untuk mengeksekusi.
Penjadwalan dengan prioritas tanpa preempsi. Yang menjadi prioritas
adalah besarnya rasio pinalti. Tetap mendahulukan proses pendek ditambah dengan
mempertimbangkan rasio penaltinya, yang ditentukan berdasarkan lama waktu
antriannya. Sehingga prioritas proses panjang akan turut meningkat melalui
peningkatan rasio pinalti, sehingga pada suatu saat proses panjang pada antrian
yang telah lama menunggu akan menyusul proses pendek. S = (T-t)
; Rp = T/t = (s+t)/t
KELOMPOK1 0S
KELOMPOK1 0S
link/intan lestari: http://intantarita.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
link/rifky:http://rifky4s.blogspot.com/2013/03/disini-saya-akan-melanjutkan-penjelasan.html