Senin, 29 April 2013 0 komentar

Pengertian Ekonomi terhadap pembangunan


Perhatian secara intens terhadap masalah pembangunan ekonomi-terutama masalah pertumbuhan ekonomi dan investasi (analisis dinamis)-dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua (PD II). Kurangnya perhatian sebelum PD II ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain 

Pertama ;Sebagian besar NSB masih daerah jajahan. Para penjajah mencari daerah-daerah jajahan hanya untuk menciptakan keuntungan bagi mereka, jadi bukan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan daerah-daerah jajahannya tersebut.
Kedua ;Para pemimpin masyarakat yang dijajah saat itu hanya memikirkan bagaimana caranya untuk meraih kemerdekaan. Menurut mereka, pembangunan ekonomi hanya bisa dilakukan jika penjajahan telah berakhir.Ketiga ;Ekonom, penelitian, dan analisis_mengenai masalah pembangunan ekonomi relatif masih. sedikitSementara ekonom Barat pada masa itu lebih memusatkan perhatian kepada masalah ekonomi dan pengangguran, karena selama tiga dekade awal abad ke-20 ini depresi (malaise) dan pengangguran merupakan masalah dunia yang utama. Setelah PD ll perhatian terhadap pembangunan ekonomi tumbuh dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
Pertama ;Berkembangnya cita-cita_negara-negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi dari negara-negara maju, misalnya Indonesia, India, Pakistan, dan Korea. Negara-negara tersebut relatif miskin dan juga mengalami masalah kependudukan yang cukup serius ,tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan pertumbuhan penduduk sangat cepat.Kedua ;Berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap usaha pembangunan (khususnya ekonomi) di NSB, disebabkan oleh rasa kemanusiaan untuk membantu NSB dalam mempercepat laju pembangunan ekonomi mereka dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Selain itu pertimbangan lain yaitu untuk dapat dukungan dalam perang ideologi antara Blok Barat dan Timur pada saat itu.
Bantuan-bantuan tersebut sifatnya bermacam-macam, misalnya hibah (grant), yang berarti bahwa NSB yang menerimanya tidak perlu membayar kembali bantuan tersebut. Bantuan untuk melakukan studi kelaikan suatu proyek, atau pinjaman yang syarat-syaratnya biasanya jauh lebih ringan dari pada pinjaman komersial biasa. ( tingkat bunga rendah dan waktu pengembalian yang panjang, misalnya 20-25 tahun).
 CAKUPAN BAHASAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Usaha-usaha pembangunan yang dilakukan NSB pasca PD II banyak mengalami kegagalan dalam memecahkan masalah-masalah pembangunan, misalnya masalah kemiskinan dan masalah kepincangan distribusi pendapatan. Kegagalan-kegagalan tersebut menimbulkan dorongan bagi para ilmuwan (ekonom), untuk memperdalam pengetahuan mereka mengenai masalah yang mempengaruhi kehidupan sebagian besar umat manusia di bumi ini. Sejak itu aspek-aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi menjadi pusat perhatian yang sering dibahas para ekonom.Pandangan-pandangan para ekonom mengenai aspek yang berkaitan dengan masalah pembangunan di NSB itulah yang disebut sebagai ekonomi pembangunan.Namun demikian, pola pembahasan seperti dalam analisis teori ekonomi mikro dan ekonomi makro yang mempunyai bentuk yang seragam tidak kita temukan dalam analisis ekonomi pembangunan. Cabang ilmu ekonomi ini belum memiliki suatu pola analisis tertentu yang dapat diterima oleh kebanyakan ekonom. Belum adanya pola yg disepakati tentang ekonomi pembangunan disebabkan :1.      Kompleksitas masalah pembangunan
2.      Banyaknya faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan yang pada akhirnya menyebabkan masalah yang dianalisis di dalam ekonomi pembangunan mencakup bidang yang sangat luas.
 Bidang penting yang dianalisis dalam ekonomi pembangunan a.l :
masalah pertumbuhan ekonomi,

  • masalah kemiskinan,
  • masalah pembentukan modal,
  • masalah pengerahan tabungan
  • masalah bantuan luar negeri.
 Faktor penting lainnya yang menyebabkan keadaan tersebut adalah ketiadaan teori-teori pembangunan yang dapat menciptakan suatu kerangka dasar yang berlaku umum dalam memberikan gambaran mengenai proses pembangunan ekonomi Para ekonom  belum mencapai kesepakatan mengenai faktor-faktor dan mekanisme proses pembangunan ekonomi terjadi).
Namun demikian, pola analisis ekonomi pembangunan dapat ditentukan sifat sifatnya. Jika kita cermati ,pada hakekatnya pembahasan-pembahasan dalam ekonomi pembangunan dapat dimasukkan dalam dua kelompok.
1.      Kelompok pertama adalah pembahasan mengenai pembangunan ekonomi, baik yang bersifat deskriptif maupun analitis untuk memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian dan masyarakat di NSB serta implikasinya kepada kemungkinan untuk membangun ekonomi kawasan tersebut.
2.      Kelompok kedua memberikan berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilaksanakan untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di NSB.
 Berdasarkan kepada kedua sifat dasar di muka, maka : Ekonomi Pembangunan didefinisikan sebagai :Cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh NSB dan mencari cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu agar negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih cepat lagi. KARAKTERISTIK UMUM NEGARA SEDANG BERKEMBANG (NSB)
Berdasarkan pada tingkat kesejahteraan masyarakat, negara-negara di dunia sekarang ini biasanya dibedakan dalam dua kelompok besar :kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat, Amerika Utara, Australia, New Zealand, dan Jepang, Selain itu sebagian besar dari negara-negara komunis/sosialis yaitu yang terdapat di Eropa Timur seperti mantan negara Uni Sovyet, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Polandia.
Kelompok NSB terdapat di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin di mana diperkirakan dua pertiga penduduk dunia berada. Taraf pembangunan mereka masih rendah dan banyak di antara mereka yang mempunyai pendapatan per kapita kurang dari US $ 770 ,batas untuk disebut negara berpendapatan rendah (lihat World Development Report 1996). Negara-negara maju yang sekarang ini kebanyakan berpendapatan per kapita lebih dari US $ 9.000.Beberapa NSB pendapatan per kapita > dari US $ 770 bahkan melebihi negara-negara maju misalnya Saudi Arabia (US $ 7.050), Kuwait (US $ 19.420). Namun demikian,  belum dianggap sebagai negara maju karena struktur ekonomi dan masyarakat mereka tidak berbeda dengan NSB lainnya. Menurut Celso Furtado (1964), seorang ekonom Amerika Latin, suatu negara masih disebut negara belum maju (under developed) atau NSB jika di negara tersebut masih terjadi ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi yang tersedia dengan teknologi yang mereka kuasai sehingga penggunaan modal dan tenaga kerja secara penuh (full utilization) tidak tercapai.
Negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang mulanya dianggap sebagai NSB tetapi sekarang dianggap sebagai negara maju adalah Jepang. Belakangan ini telah muncul pula beberapa negara yang mempunyai taraf pembangunan yang telah hampir mencapai taraf negara-negara maju seperti: Korea Selatan, SingapuraTaiwan, dan Hongkong. Mereka ini sering disebut sebagai Newly Industrializing Countries (NICs).Berdasarkan kriteria tingkat pendapatan per kapita tersebut, maka Indonesia tergolong kepada negara berpendapatan menengah, karena menurut World Development Report 1996 tingkat pendapatan per kapita Indonesia per tahun sebesar US $ 880.
 Sekadar memberikan gambaran, berikut ini disampaikan tabel daftar beberapa negara terpilih sesuai dengan tingkat pendapatan per kapitanya.
 1 Tingkat Kehidupan yang Rendah
 Pada umumnya tingkat kehidupan sebagian besar penduduk NSB cenderung rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara maju tetapi juga jika dibandingkan dengan sekelompok kecil (elite) penduduk di dalam NSB itu sendiri.
Tingkat kehidupan yang rendah itu tampak jelas secara kuantitatif maupun kualitatif: Pendapatan per kapita yang rendah,
         Kondisi perumahan yang tidak memadai,
         Sarana kesehatan yang sangat terbatas,
         Tingkat pendidikan yang rendah,
         Tingkat kematian bayi yang tinggi,
      Tingkat harapan hidup (life expectancy) yang rendah, perasaan kacau tidak menentu, dan rasa putus asa.2 Tingkat Produktivitas Rendah
 Seperti kita ketahui, konsep fungsi produksi yang secara sistematis menghubungkan output dengan kombinasi-kombinasi input pada tingkat teknologi tertentu bisa digunakan untuk menjelaskan cara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan materinya. Namun demikian, konsep teknis ekonomis dari fungsi produksi perlu ditunjang oleh konseptualisasi yang luas termasuk di antaranya input-input lainnya seperti motivasi pekerja, dan keluwesan kelembagaan. Di seluruh NSB, tingkat produktivitas tenaga kerja (output per pekerja) sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal ini bisa di jelaskan dengan menggunakan beberapa konsep ekonomi.Sebagai contoh, prinsip penurunan produktivitas marginal. Prinsip ini menyatakan bahwa jika ada kenaikan jumlah input variabel (tenaga kerja) yang digunakan untuk melengkapi input-input lainnya (modal, tanah, dan lain-lain), maka pada suatu titik tertentu produk marginal (MP) dari input variabel tersebut akan menurun. Oleh karena itu tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah bisa disebabkan oleh tidak adanya atau kurangnya input komplementer seperti modal fisik dan atau manajemen yang baik. 3 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Tanggungan yang Tinggi
 Lebih dari dua pertiga penduduk dunia ini berada di NSB. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian sangat berbeda;
Tingkat kelahiran kasar tersebut mungkin merupakan cara yang paling gampang untuk membedakan NSB dengan negara-negara maju. Bagi NSB masih sulit untuk menekan tingkat pertumbuhan sampai di bawah 20 per 1.000 penduduk, sebaliknya untuk mencapai angka di atas itu sulit bagi negara-negara maju.Sementara itu, jika ditinjau dari tingkat kelahiran tampak bahwa tingkat kelahiran di NSB masih relatif tinggi yaitu sekitar 33 per 1000 penduduk. Implikasi penting dari tingginya tingkat kelahiran ini adalah bahwa proporsi anak-anak di bawah usia 15 tahun hampir separuh dari penduduk total di NSB, sedangkan di negara-negara maju hanya kurang lebih seperempat dari jumlah penduduk. Keadaan tersebut menyebabkan tingginya beban tanggungan (dependency burden). 4 Tingginya Tingkat Perkembangan Pengangguran dan Pengangguran Semu
 Penggunaan tenaga kerja yang tidak sesuai dan tidak efisien dibanding negara-negara maju. Terwujud dalam dua bentuk.Pertama, dalam bentuk pengangguran semu (under employment) yang ditunjukkan oleh orang-orang pedesaan dan perkotaan yang bekerja kurang dari apa yang dapat mereka kerjakan (harian, mingguan, atau musiman). Pengangguran semu ini juga termasuk mereka yang biasanya bekerja secara penuh (full time) tetapi produktivitasnya begitu rendah sehingga dengan pengurangan-pengurangan jam kerja tidak akan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap jumlah output.
Kedua adalah pengangguran terbuka (open employment) yaitu orang-orang yang mampu dan sangat ingin bekerja tetapi tidak ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Berarti bahwa lapangan kerjaharus diciptakan dan disediakan sesuai dengan perkembangan jumlah tenaga kerja. 5 Ketergantungan terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Produk Primer
 Sebagian besar (sekitar 80 persen) penduduk di NSB bermukim di daerah pedesaan, sedangkan di negara maju kurang dari 30 persen pada tahun 1994. Jika dilihat dari proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, maka untuk NSB adalah sekitar 69 persen di bandingkan dengan sekitar 18 persen di negara maju.Sementara itu kontribusi sektor pertanian terhadap GDP adalah sekitar 30 persen di NSB, sedangkan di negara maju hanya berkisar 5 persen.Pada umumnya perekonomian NSB berorientasi kepada produksi produk-produk primer untuk menyaingi kegiatan-kegiatan sekunder (industri) dan tersier (jasa-jasa). Komoditi-komoditi primer tersebut merupakan ekspor utama mereka ke negara-negara lain. Misalnya, hampir untuk semua NSB, ekspor produk-produk primer ini (makanan, bahan baku, bahan bakar, dan bahan-bahan logam), kontribusinya terhitung hampir 70 persen dari nilai ekspor keseluruhan.
 6 Kekuasaan, Ketergantungan, dan Vulnerabilitas dalam Hubungan Internasional
 Bagi NSB, suatu faktor yang sangat penting yang menyebabkan rendahnya taraf hidup, perkem¬bangan pengangguran, dan munculnya masalah ketidakmerataan pembagian pendapatan adalah tingginya ketimpangan kekuasaan ekonomi dan politik antara negara-negara miskin dan negara-negara kaya. Ketimpangan kekuasaan tersebut tidak hanya dalam bentuk kekuasaan yang dominan negara-negara kaya untuk mengendalikan pola perdagangan interna-sional, tetapi juga tampak dalam kekuasaan mereka untuk mendiktekan cara-cara dan syarat-syarat dalam men-transfer teknologi, memberikan bantuan luar negeri, dan menyalurkan modal swasta ke negara sedang berkembang.Keadaan seperti yang diungkapkan di muka akan melahirkan sikap ketergantungan NSB terhadap negara-negara maju. Akibatnya keadaan tersebut akhirnya akanmenimbulkan sifat mudah terpengaruh (vulnerability) dari NSB terhadap kekuasaan-kekuasaan di luar pengendalian mereka yang akhirnya bisa menguasai dan mendominasi kehidupan ekonomi dan sosial mereka.


0 komentar

Pengantar Ekonomi

 Pengertian pengantar ekonomi
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen / penawaran dengan konsumen atau permintaan di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

2. Proses terbentuknya Harga Pasar
Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan bergesernya jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya permintaan dan penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan.
3. Pergeseran Titik Keseimbangan
Titik keseimbangan (Equilibrium Price) akan mengalami pergeseran akibat dari naik turunnya akibat perubahan penawaran/permintaan.

1. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah permintaan.
2. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah permintaan.
3. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan bertambahnya jumlah penawaran.
4. Pergeseran titik keseimbangan yang disebabkan berkurangnya jumlah penawaran.
 Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Pengenaan pajak atau pemberian subsidi atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang tersebut, mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan.

Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.

Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi (cateris paribus), titik keseimbangan akan bergeser menjadi lebih tinggi.

5. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, dan sering disebut pajak negatif. Pengaruh terhadap pajak juga berkebalikan dengan keseimbangan akibat pajak. Subsidi juga dapat bersifat spesifik dan juga proposional.

Pengaruh Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dampaknya harga keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah dari pada harga keseimbangan sebelum atau tanpa subsidi,dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak.
Dengan subsidi spesifik sebesar s kurva penawaran bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih rendah( lebih kecil ) pada sumbu harga. Jika sebelum subsidi persamaan penawaran P = a + bQ, maka sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + b Q – s = ( a – s ) + b Q. Karena kurva penawaran lebih rendah, cateris paribus, maka titik keseimbangan akan menjadi lebih rendah.

6. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran
Elastisitas harga permintaan merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana bsarnya pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang diminta. Elastisitas penawaran merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap jumlah yang ditawarkan.
manfaat dari elastitistas permintaan adalah sebagai berikut :
* Sebagai landasan dalam menyusun penjualan suatu perusaahaan apabila diketahui sifat responsif permintaan terhadap produksi (penawaran) perusahaan maka perusahaan dapat menentukan apakah untuk menaikkan hasil penjualannya perlu menaikkan produksi atau tidak.
* sebagai alat pemerintah untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan ekonomi tertentu yang akan dilaksanakan. Misalnya, untuk mengurangi impor suatu jenis barang pemerintah perlu mengatahui pengaruh terhadap permintaan barang impor tersebut akibat dari kebijakan yang mempengaruhi tingkat harga barang impor.
Adapun Rumus elastisitas adalah sebagai berikut :

E =
Rumus diatas berlaku untuk menghitung elastisitas permintan dan juga elastisitas penawaran. pada elastisitas penerimaan disimbolkan dengan (Ed), karena nilai elastisitas permintaan selalu negatif maka nilai E harus di absolutkan. pada elastisitas penawaran disimbolkan dengan (Es).
Penaksiran terhadap koefisien elastisitas (E) baik elastisitas permintaan ataupun elastisitas penawaran adalah sebagai berikut :
1. Permintaan atau Penawaran dikatakan Elastis, Jika nilai E > 1
2. Permintaan atau Penawaran dikatakan Inelastis, Jika nilai E < 1
3. Permintaan atau Penawaran dikatakan Elastis Uniter, Jika nilai E = 1
4. Permintaan atau penawaran dikatakan Elastistias Sempurna, Jika nilai E = ~ (tak hingga)
5. Permintaan atau penawaran dikatakan Inelastis Sempurna, Jika nilai nilai E = 0

Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan produksi dengan perubahan permintaan masyarakat, dan biaya produksi kalau produksi diperbesar atau diperkecil. Misalnya, seorang petani yang membawa basil kebunnya ke pasar untuk dijual (sayuran, buah-buahan, bunga). Penawarannya akan inelastis. Kalau harga di pasar lebih tinggi daripada yang diharapkannya, ia tidak segera akan dapat menawarkan lebih banyak karna harus menunggu musim berikut. Dan kalau harga lebih rendah daripada yang diharapkan, ia tetap akan menjual seluruh persediaannya karna barang-barang ini tidak dapat disimpan lama. Umumnya penawaran hasil-hasil pertanian bersifat inelastis.
Waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan jumlah yang ditawarkan (Qs) dengan perubahan harga dapat dibedakan:

 Jangka waktu sangat pendek
Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Maka, dalam jangka waktu sangat pendek penawaran bersifat inelastis.

 Jangka pendek
Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan, dsb.), tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll).

 Jangka panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran. Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang¬barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2011. http://blog.student.uny.ac.id/ayunitasari/2010/12/08/permintaan-penawaran-harga-.keseimbangan/. Diunduh tanggal 19 Juni 2011
Anonymous, 2011. http://artikelekonomi.com/hal-yang-mempengaruhi-elastisitas-penawaran.html. Diunduh tanggal 19 juni 2011
Anonymous, 2011. http://trainnerone.blogspot.com/2009/08/harga-keseimbangan-pasar.html. Diunduh tanggal 19 juni 2011
sumber http://pep-ub-agroekoteknologi.blogspot.com/
 
;